07 Maret 2009

H-I-L-A-N-G-!

.



Semilir angin menyibak embun
merasuk dan merujuk sukma
Terbayang serta bayangan serta bayangan lalu
membuntuti lapisan-lapisan hidup

Berderap..

Lembaran hati tersayat

terhanyut dalam kemelut kabut
Merangkai kata-kata yang telah sirna
terburai diantara derai air mata
Kemilau kepingan hati

meredup..

Melodi diri menari,--sunyi--

Langkah-langkah patah
bunga-bunga fana..

Rintihan hujan menghujam
meredam janji
Redup dian bayangan semu
menghadapi realita berputar


Berdetik melalui detik lalu
Berjalan melewati tapal batas belakang

Mata tertutup
tangan terbelenggu
Hati melebur

membeku..


Surya terbenam di ujung jari Fujiyama
Samudera menguap
terdiam atas awan

kemudian,
aku hilang..


1 komentar:

Tantri Prastuti mengatakan...

Tangisku

diantara dinginnya malam
redupnya cahaya bulan
siapa yang tahu aku menangis?
tak ada yang tahu..

ketika matahari terbenam
burung-burung berhenti berkicau
semua hilang dan tak ada yang tahu
aku menangis

tangisku..
hanyalah serpihan pilu
memang tak penting
dan aku menangis sendiri..

sekian puisi saya..
heee...
by: tantri