Jika
Terpercik gemericik darinirwana . .
Sebuah kisah terbelenggu dalam sebuah senyum.
Terpatri di selembar lukisan diri,bertemu dalam alam angan.
Meski pada akhirnya malam harus pergi
karena pagi menjelang memajang mentari.
Namun,sebutir embun membasahi khayalan pikiran semu.
Malaikat bergelayut dalam tumpahan harap.
"Mungkin aku akan di tepi tebing",merundung sepi ke hadapan sunyi.
Sentuh pada rinai sutra mayang terurai legam,
"Seluruh mata kan tertutup dan pada saat itu, semua kan mungkin".
Redam hingga selaksa jingga.
Jejak rintik hujan menapak surya tenggelam.Selaput mimpi memasir.
Lalu, kikisan lukisan diri terpadu dari serpihan luka.
"Andai . .
Terbersit cahaya
surga . . . "
. Memang cinta menggalaukan pikiran. Bolehkah aku memberi opini? Cinta itu seperti sato ton bongkahan coklat yang yerjatuh tepat diatas kepala dan saat itu kita sangat menginginkan coklat. Huft... Namun nggak selamanya cinta itu begitu halus seperti gerimis lembut yang menerpa eajah dengan berjingkat-jingkat...
. OK! Aku memang ngga berpengalaman soal ini! Aku lebih sering menyakiti dan disakiti..... Wah, aku memang harus belajar lebih jauh. Thanks banget buat yang selama ini menyakiti selaput-selaput hati beningku. Itu sangat membantuku.
. Bukannya aku munafik. Tapi, yang ku tahu itu, cinta itu menyiksa sela celah pikirku. Dan dengan ini aku minta maaf, jika aku ngga bisa dengan tulus cinta orang lain selain cinta pertamaku. Aku harus belajar lagi.
www.distromusic.co.cc
Inuyasha - Dearest ( Instrument )
Dan,
. aku pun tenggelam...
kini menyentuh rasa pun tak mampu
rintangan rancu...
(perlu kau tahu,)
ini bagian dari narasi diriku
Sebuah bait..
Bait terakhir sebuah deskripsi
Sebuah klausa tanpa titik
Dan,
. aku pun sekuntum mawar tanpa kelopak..
(jika kau tahu,)
inilah bagian isi hatiku terselubung
Tempat semua puisi..
Selembar kertas
Hanya selembar kertas kusut
terhapus.. dan terisi terisi kembali..
Friends18.com Rain Comments.
Serpihan jejak tangis hujan
yang tertinggal dalam gemuruh awan
akan menari di antara gelap luas samudra
sembari berhembus melewati air mata pelangi
lalu,
meninggalkan nirwana surgawi
kemudian,
perlahan mengkristal bersama angin
.
.
Luka miris,
teriris-iris . .
selapis demi selapis . .
hati terkikis tipis . .
.
Keemasan kemilau daun ginkgo
menyibak kembali bayangan dalam musim gugur lalu,
Kau yang masih termangu,
bersembunyi di balik kokoh rindang ginkgo
Tengah terseret ku dalam rekah ruang waktu
seperti daun-daun gugur
"Membayang riang dan air mata.."
.
Semilir angin menyibak embun merasuk dan merujuk sukma
Terbayang serta bayangan serta bayangan lalu
membuntuti lapisan-lapisan hidup
Berderap..
Lembaran hati tersayatterhanyut dalam kemelut kabut
Merangkai kata-kata yang telah sirna
terburai diantara derai air mata
Kemilau kepingan hati
meredup..
Melodi diri menari,--sunyi--
Langkah-langkah patah
bunga-bunga fana..
Rintihan hujan menghujam
meredam janji
Redup dian bayangan semu
menghadapi realita berputar
Berdetik melalui detik lalu
Berjalan melewati tapal batas belakang
Mata tertutup
tangan terbelenggu
Hati melebur
membeku..
Surya terbenam di ujung jari Fujiyama
Samudera menguap
terdiam atas awan
kemudian,
aku hilang..