
pecah carut marutlah sebiji hati
Tuan lelap dibuaian hari,
sembab tak bersebab
terus saja hamba terpana
bongkah bumi di rasa peka
ucap perkara hamba
pada tuan
seluk biru permadani hijau
meliuk melesung hati biru
tempa rajuk nan lalu
menyibak senyum sayu tuan
pandang hamba deru asma tuan
hanya batas lafal dimata
tak lebih
hanya pertiwi nan terbungkah
melayang angan semata
tuan memandang laku hamba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar