15 Desember 2009

Risaukanlah

.


Tiada kau kecap prahara yang kau tanam,
hilang genggam buta mata .
Lari . . .
Larilah kau terpincang memeluk batu!

Hirup debu pangkuan laramu,
Tuan tiada lagi peduli laku kau,
Apalah terpancang pada penutupmu,
Tak guna semua ilmumu!

Gelap sudah bunga rampaimu,
Percuma kau reka hingga sempurna...
Tiada jalan yang membuat fakta selaras inginmu,
Tiada cara kau balikkan tangan Tuan!


7 komentar:

sawali tuhusetya mengatakan...

puisinya oke juga, kok, mbak. ada nuansa tragis yang amat kental di balik lirik2 ini. perfeksionis boleh, tapi jangan sampai mengurangi rasa pede, dong, hehe ...

Fagraia Misyantha mengatakan...

iya pak . . terimakasih :)
-fagraia-

aviorclef mengatakan...

duduk saja merayu..
menepih bayang diujung riak
nikmati lirih batang jarum
menyentak2 jantung..

ikuti saja..
seperti bulu2 yang ditembak..
menari-nari di karpet dingin..

Fagraia Misyantha mengatakan...

waw aziz.. maaf aliran kita berbeda... hehehehe thanks udah komment ea....

avioclef mengatakan...

Diomongi ya...salah komentar,,,ini komentar harusnya bukan di puisi yang ini....... tapi yang sebelumnya....

Fagraia Misyantha mengatakan...

iyaa . . . tapi tetep aja aliran kita berbedaa . . coba sih, baca puisimu yang tadi 3 bulan yg akan datang :D

Fagraia Misyantha mengatakan...

bukan viagra